Naungan Yang Diharapkan

Ketika seseorang berjalan di siang hari, disebuah padang sahara yang tidak ada satu pohon pun yang tumbuh dan tidak ada tempat untuk bernaung, tentulah akan merasakan penderitaan dan kesengsaraan yang tiada tara, karena saking panasnya matahari menerjang dirinya.

Begitu pula orang yang tinggal di daerah perkotaan, di dalam rumah dan di siang hari, dimana pada saat itu listrik padam, kipas dan AC tidak berfungsi, maka akan merasa udara yang begitu panas, keringat pun akan tertumpah dengan deras.

Lantas bagaimana dengan di alam masyhar nanti, ketika matahari di dekatkan dan tidak ada tempat untuk bernaung, tentulah ini penderitaan di atas penderitaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ


“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (HR. Muslim 2964).

Untuk itulah semua orang mengharapkan mendapatkan naungan pada saat dikumpulkan di alam masyhar nanti, dimana pada saat itu tidak ada naungan, agar kiranya kesengsaraan dan penderitaan tidak menimpanya.

Ada beberapa amalan yang Allah Taala janjikan kepada kita agar mendapatkan naungan di masyhar nanti.

Pertama, Tujuh Golongan Yang Mendapatkan Naungan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ، الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ 

Ada tujuh golongan yang kelak akan Allah naungi di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya :
  1. Imam yang ‘adil;
  2. Pemuda yang menyibukkan diri beribadah kepada Rabb-Nya;
  3. Laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid;
  4. Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah dimana mereka berkumpul ataupun berpisah semata-mata karena-Nya;
  5. Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang kaya lagi cantik, lalu laki-laki itu menolak dan berkata : ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’;
  6. Laki-laki yang bershadaqah secara sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; dan
  7. Laki-laki yang ingat kepada Allah di saat sunyi hingga mengalir kedua air matanya”
[HR. Al-Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031].

Kedua, Orang Yang Saling Mencintai Karena Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي 

“Sesungguhnya Allah berfirman kelak di hari kiamat : ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena ke-Agungan-Ku pada hari yang akan Aku naungi mereka di bawah naungan-Ku, yaitu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku ?” (HR. Ahmad 7432 & Muslim 6713).

Ketiga, Menangguhkan Utang Atau Membebaskannya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

" مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا، أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ "

“Barangsiapa yang menangguhkan tempo orang yang kesulitan dalam pembayaran hutang atau bahkan membebaskannya, maka kelak Allah akan memberikan naungan kepadanya pada hari kiamat di bawah naungan ‘Arsy-Nya, yaitu hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya” [HR. At-Tirmidzi).

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ

“Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

Keempat, Sedekah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِيءُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ.

Sesungguhnya shadaqah akan memadamkan api kubur untuk pemiliknya (yang biasa shadaqah) dan sesungguhnya orang yang beriman akan berteduh pada hari kiamat di bayangan shadaqahnya. (HR. Thabrani dari ‘Uqbah bin’Amir radhiyallahu ‘anhu).

Kita bermohon kepada Allah Taala memberikan kekuatan untuk bisa mengamalkan amalan di atas sebagai sebab turunnya naungan di alam masyhar nanti.